Bionik DBMS
Bionik DBMS akan datang, tetapi
akan terlihat seperti apakah itu? Pada kesempatan ini saya ingin membuat sebuah
artikel yang mejelaskan apa itu DBMS dan penjelasan singkat tentang perkembangan DBMS dari awal diciptakan sampai yang terbaru yaitu DBMS bionic. Artikel yang saya buat
ini bersumber pada paper yang dibuat oleh Ryan Johnson dari universitas Toronto
yang berjudul The bionic DBMS is coming, but what will it look like?
A. Pendahuluan
DBMS ialah
perantara untuk user dengan basis data, untuk dapat berinteraksi dengan DBMS
dapat memakai bahasa basis data yang sudah di tentukan oleh perusahaan DBMS.
Bahasa basis data umumnya terdiri dari berbagai macam instruksi yang
diformulasikan sehingga instruksi tersebut dapat di proses oleh DBMS.
2. Sejarah
Basis Data
Sejak
tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial,
dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional.
Perkembangan komputer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan perangkat
lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980
manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data. Di
dalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat digunakan
untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data. Manajemen
ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan sehingga
fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyak yaitu fasilitas
pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan
didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung
dengan suatu jaringan.
a a. Tahun 1960
Dari awal penggunaan komputer, penyimpanan dan manipulasi data merupakan
focus utama aplikasi. Pada awal tahun 1960, Charles Bachman diperusahaan General
Electric mendesain generasi pertama DBMS yang disebut Penyimpanan Data
Terintegrasi (Integrated Data Store). Dasar untuk model data jaringan dibentuk lalu distandardisasi oleh Conference
on Data System Language (CODASYL).
Pada akhir tahun 1960-an, IBM
mengembangkan sistem manajemen informasi (Information Manajemen System)
DBMS. IMS dibentuk dari representasi data pada kerangka kerja yang disebut
model data hierarki. Dalam waktu yang sama, hasil kerja sama antara IBM dengan
perusahaan penerbangan Amerika mengembangkan sistem SABRE. Sistem SABRE
memungkinkan user mengakses data yang sama pada jaringan komputer.
b. Tahun 1970
Pada tahun 1970, Edgar Codd di laboratorium penelitian di San Jose
mengusulkan suatu representasi data baru yang disebut model data relational.
Pada tahun 1980, model relasional menjadi paradigma DBMS paling dominan. Bahasa query SQL
dikembangkan untuk basis data relasional sebagai bagian proyek Sistem R dari
IBM. SQL di standardisasi di akhir tahun 1980 dan SQL-92 diadopsi oleh American
National Standards Institute (ANSI) dan International Standards Organization
(ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi bersamaan dalam basis data disebut
transaksi. User menulis programnya, dan bertanggung jawab menjalankan program
secara bersamaan terhadap DBMS.
c. Tahun 1980
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan tahun 1990, banyak bidang sistem
basisdata dikembangkan. Penelitian dibidang basisdata meliputi bahasa query yang powerful,
model data yang lengkap, dan penekanan pada dukungan analisis data yang
kompleks di semua bagian organisasi. Beberapa vendor (misalnya IBM, DB2,
Oracle8, dan Informix UDS) memperluas sistemnya dengan kemampuan menyimpan tipe
data baru misalnya image dan text serta kemampuan query yang kompleks.Sistem
khusus dikembangkan banyak vendor untuk membuat data warehouse dan mengonsolidasi data beberapa
basisdata.
Suatu fenomena menarik adalah munculnya enterprice resource
planning (ERP) dan management resource planning (MRP),
yang menambah lapisan substansial dari fitur berorientasi aplikasi pada DBMS
utama. Paket yang digunakan secara luas meliputi Baan, Oracle, PeopleSoft, SAP,
dan Siebel. Paket tersebut mengidentifikasi kumpulan tugas umum (misalnya
manajemen inventori, perencanaan sumber daya manusia, dan analisis keuangan)
yang dihadapi oleh sejumlah besar organisasi dan menyediakan lapisan aplikasi
umum untuk melaksanakan tugas. Data disimpan dalam DBMS relasional. Kemudian,
lapisan aplikasi dapat disesuaikan pada perusahaan berbeda sehingga biaya
keseluruhan perusahaan menjadi lebih rendah dibanding biaya pembuatan lapisan
aplikasi dari awal. Lebih jauh, DBMS memasuki dunia internet. Saat generasi
pertama, web site menyimpan datanya secara ekskulisif dalam file sistem
operasi. Pada saat ini, DBMS dapat digunakan untuk menyimpan data yang dapat
diakses melalui web browser. Query dapat dibuat melalui form web dan format
jawabannya dengan menggunakan markup language semisal HTML
untuk mempermudah tampilan pada browser. Semua vendor basisdata menambah fitur
ini untuk DBMS mereka.
3. Fungsi dari DBMS (Database Management
System)
Fungsi dari DBMS adalah sebagai penghubung antara user dengan database sehingga memungkinkan pengguna dapat mengakses database dengan cepat dan mudah. Adapun contoh-contoh dari DBMS (Database Management System) adalah : MySQL, Oracle dan microsoft SQL Server.
4. Komponen-Komponen dari
DBMS (Database Management System)
a. File
manager berfungsi
untuk mengelola struktur data yang digunakan untuk mempresentasikan informasi
yang tersimpan dalam disk.
b. Database
Manager berfungsi
untuk menyediakan interface antar data dengan program alikasi dan query.
c. Query
Processor berfungsi
sebagai penterjemah perintah dalam bahasa query ke intruksi low – level
yang dapat dimengerti database manager.
d. DML
Precompiler berfungsi
sebagai pengkonversi pernyataan atau perintah DML, yang ditambahkan dalam suatu
program aplikasi pemanggil prosedur normal dalam bahasa induk.
e. DDL
Compiler digunakan untuk mengkonversi berbagai
perintah DDL ke dalam sekumpulan tabel yang mengandung metadata.
B.
DBMS Bionic
Sebagai dark silicon yang masih nampak samar,
watt per operasi akan segera menjadi metrik kinerja utama untuk sistem
database. Waktu per operasi, sementara ini masih penting, dan akan menjadi kendala ketika mencoba untuk meminimalkan penggunaan listrik. Akibatnya sudah muncul dukungan hardware khusus untuk mesin database, dan akan berkembang
biak, yang mengarah dari waktu ke waktu untuk DBMS hybrid hardware-software. Pergeseran
ini menimbulkan masalah bagi mesin database, karena mereka secara historis
sangat tidak ramah untuk dukungan hardware. Proyek yang digarap oleh Ryan
Johnson ini bertujuan untuk memikirkan kembali desain DBMS dari bawah ke atas,
dalam konteks dark silicon dan potensi hardware khusus, untuk mencapai
penghematan listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya sambil menjaga atau
bahkan meningkatkan kinerjanya.
DBMS adalah perantara user dengan
basis data dan juga bisa disebut sebagai sistem
pengorganisasian data pada komputer. Sedangkan bionik adalah mesin
database yang menerapkan hampir semua fungsi tombol langsung di hardware dan
membuang software untuk peran sebagian besar manajerial. Jadi DBMS bionik adalah sebuah perantara antara user dengan basis data dan sebagai sistem pengorganisasian data pada komputer yang menggunakan mesin database yang menerapkan hampir semua fungsi tombol langsung di hardware dan membuang peran software untuk sebagian besar manajerial.
C.
Kesimpulan
Jadi tujuan dari pembuatan DBMS bionic merupakan suatu perwujudan dari pemikiran kembali dari para ahli untuk
membuat sebuah desain DBMS terbaru yang dapat menghemat penggunaan listrik yang
belum pernah ada sebelumnya sambil terus tetap konsisten dan bisa
meningkatkan kinerja DBMS menjadi lebih baik lagi. Dalam pembuatan DBMS bionik ini menggunakan sebuah alat bernama dark silicon yang merupakan sebuah alat
yang menjadi tren untuk meningkatkan fraksi transistor chip untuk menyisihkan yang tidak terpakai sewaktu waktu.
Daftar pustaka :
http://cidrdb.org/cidr2013/Papers/CIDR13_Paper105.pdf
fitrianingsih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33866/PkemDB.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar